hambregung gununge merapi agungeng lan parang kusumo samudro ing candi prambanan lamun keraton putri ayu alun-alun kidul sesajen ing segoro kidul
membekas jejakku di pantai berpasir deru parang tritis memanggil sekian lama merebut hidup tanpa akhir saatnya ku manja nurani...
ada haru disela ombakmu kau pelan lirih melenakan kalbu termangu ku di sini...
asyik terpukau, lalu lalang orang di jalan ramai sepeda angin beriringan senyum menawan, wajah ramah memberi salam hati terhanyut damai tenteram
anggun gemulai Sang Dewi menari bawa legenda putri di Taman Sari betapa mesranya budaya menyapa...
janganlah dulu waktu berlalu biar ku reguk pesonamu lalu melepas beban di dada kala susuri kota... setiap waktu, kini berpadu pada kenangan tlah berlalu segenap rasa dari Kudus mengalir Cinta tanpa akhir untuk Jogja...
betapa megahnya di bangunan tua romansa khas jawa membuai tak terasa betapa lugunya budaya menyapa oh...jogja cinta tanpa akhir untuk jawa untuk jogja
Sudahlah, jangan lagi ada darah yang tertumpah Kekerasan bukanlah jawaban atas perbedaan Sadarkah....dunia milik kita takkan pernah lagi sama Manusia......semakin durjana kehilangan lembut hatinya Asap hitam lara yang terdalam Dari parang tritis Sesal datang haruskah tragedi selalu terjadi mengoyak nurani... Menangis...surgapun berduka melihat nista ulah kita Meratap...mereka merana kehilangan orang tercinta Mungkin kita semua sudi untuk berkaca dan merubah hatinya... lupakanlah dulu apalah hanya Tuhan tuk berserah
aku masih menunggumu, di tikungan itu.... duduk berharap di pembatas jalan dan jurang dengan senyum memaksa dalam hati berkata: apa kau sama seperti yang dulu??